Content Creator: Atasi Creative Block Menggunakan Content Planning
Content creator menjadi istilah populer yang beriringan dengan maraknya optimasi digital. Saat ini content creator banyak dimanfaatkan sebagai salah satu unsur digital marketing, serta diistilahkan untuk orang dengan pekerjaan membuat konten. Dalam dunia bisnis, lazimnya content creator diperuntukkan untuk mengkomunikasikan produk perusahaan kepada audience, melalui ide serta mahakarya baik dalam bentuk gambar, teks, atau video. Di lain sisi, seorang content creator senantiasa menghadapi tantangan untuk menciptakan ide yang unik dan kreatif. Hal ini dikarenakan banyaknya persaingan konten-konten berkualitas yang hingar bingar dipasaran, membuat konten yang diciptakan harus selangkah di depan. Kondisi terkadang berbeda ketika diterapkan, para pembuat konten mengaku banyak yang mengalami stuck (creative block) dalam menuangkan ide mereka, hingga membuat tidak dapat berprogress bahkan mengalami stress. Telah banyak beredar tips-tips untuk mengurangi kecenderungan creative block terjadi, seperti take a break, kolaborasi, hingga belajar ilmu baru. Namun, langkah-langkah minor saja tidaklah cukup. Para pembuat konten membutuhkan strategi content planning agar rantai creative block dapat diminimalisir. Lantas apa saja tahapnya, dan bagaimana content planning secara ajaib mampu memperbaiki masalah tersebut? Simak informasinya sebagai berikut!
- Apa yang dimaksud content planning ?
Content planning merupakan tahapan penting yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang pembuat konten. Tahap ini disebut juga sebagai perencanaan matang yang wajib dipersiapkan, sebelum konten dieksekusi. Perencanaan dapat dibedah lebih kompleks baik dari segi ide konten, platform yang digunakan, kapan dibuat, hingga kapan akan dipublikasikan untuk hasil yang optimal.
- Urgensi penggunaan content planning
Diawal penjelasan telah disuarakan bahwa content planning mampu mendorong ide-ide kreatif pembuat konten agar lebih sustainable dan terarah. Diluar itu ternyata content planning juga mampu membuat ide-ide disampaikan secara konsisten. Perusahaan biasanya memiliki stock konten yang melimpah untuk berbagai channel. Tanpa content planning, content creator akan kewalahan hingga bermuara pada persebaran konten secara random dan membingungkan audience. Jika audience mulai tertarik dengan konten yang disebarkan, step selanjutnya yang biasa terjadi yakni performa SEO (Search Engine Optimaization) akan turut naik. Terdapat audience yang tidak hanya membaca tetapi juga menyebarkan isi konten. Dampak positive menggunakan content planning yang paling dinanti-nanti oleh pembuat konten yakni target audience bertindak lebih lanjut kedalam kegiatan konversi. Dengan kata lain, content planning mampu mendorong kesuksesan goals perusahaan dan mendorong brand via perencanaan yang baik. Luar biasa bukan?
- Tahap pembuatan content planning yang efektif
Jika Anda seorang content creator, maka tahapan pembuatan content planning yang efektif ini perlu diketahui dengan baik.
- Tentukan tujuan Anda
Tujuan dapat ditetapkan diawal sebelum para content creator bekerja. Tujuan menjadi orientasi utama dalam pembuatan brief konten, serta penunjuk arah dalam memilih platform distribusi. Tujuan yang dituliskan dengan rapi dapat memudahkan content creator memahami ceruk pasar mereka, dan membangun personifikasi konten yang lebih kuat. Kegagalan membentuk tujuan, akan berdampak besar pada tidak efektifnya informasi yang disampaikan. Langkah dalam merangkai tujuan ini dapat content creator lakukan dengan bantuan marketing funnel. Identifikasi terlebih dahulu apakah kebutuhan konten Anda akan digunakan untuk keperluan awareness, interest, decision, atau meraup pembelian (action). Tentu konten dari ke-empat tujuan diatas akan sangat berbeda satu dengan lainnya. Langkah ini mampu membuat seorang content creator mudah dalam break down ide sesuai tujuan. Kembangkan tujuan tersebut dan mulailah mengeksekusi konten dengan segera.
2. Bangun kategori yang jelas
Kategori merupakan penggolongan konten kedalam bentuk yang sesuai jenisnya. Dunia content creator banyak mengenalkan kategori-kategori relevan yang mudah diadopsi. Dapat dicontohkan kategori yang banyak dipakai oleh kalangan pebisnis yakni kategori konten informatif, konten testimonial, konten edukatif, konten hiburan, konten marketing, dan masih bervariasi. Kategori yang disusun dengan jelas dapat memetakan jenis informasi apa yang akan termuat dalam konten. Ketika konten telah terbentuk, tentu saja seorang content creator tidak menginginkan konten dengan kategori yang sama, di-post terus menerus secara runtut. Audience bisa saja mengalami kebosanan akan hal ini, sehingga post secara bertahap dan berselang antar kategori akan memandu hadirnya corak konten. Penggunaan kategori mampu mendukung content creator terinsipirasi oleh isu dan permasalahan terkini dimasing-masingnya.
3. Memakai kalender editorial
Kalender editorial sering disebut sebagai log book harian seorang content creator. Hal ini dikarenakan kalender editorial berisi informasi secara lengkap dan detail, terkait konten dan segala pernak perniknya. Seorang content creator dapat membuat kalender editorial dengan bantuan tools spreedsheet, kemudian merangkai brief konten, kategori, jadwal tayang, dan batas waktu pembuatan. Penggunaan kalender editorial ini mampu membantu content creator mengetahui boundaries mereka baik dari segi ide, waktu, dan sumber daya.
4. Multimedia creative research
Multimedia creative research adalah suatu upaya untuk mengidentifikasi pengantaran informasi dari komunikator kepada komunikan (dalam hal ini target audience) melalui optimalisasi gambar, grafis, teks, atau video. Dengan bantuan multimedia creative research, content creator mampu menggunakan media yang lebih baik, untuk membantu kemudahan penyampaian informasi ide kepada pengguna.
5. Menentukan platform
Langkah ini merupakan tahapan akhir yang dapat ditempuh oleh seorang pembuat konten untuk menunjukkan ide konten mereka, yakni dengan menentukan platform apa yang akan digunakan. Persebaran informasi akan lebih mudah diserap audience jika platform yang disebarkan relevan. Sebagai media penyalur, antara platform satu dengan lainnya terdapat perbedaan dari segi fitur dan pengguna. Sebagai contoh platform Youtube lebih menyasar pengguna dengan minat videografi, platform Linkedin menyasar para profesional dengan dukungan fitur post text, gambar, hingga video. Begitupun platform Instagram yang menyasar masyarakat menengah atas dengan fitur elitnya. Anda dapat menyesuaiakannya dengan kondisi target pasar agar lebih mengena.
Pembuatan content planning haruslah dipertimbangkan dengan baik oleh para content creator. Hal ini dikarenakan, content planning berisi pedoman untuk mengarahkan point of view ide konten, yang dampak pada kemudahan content creator merumuskan ide, serta mempengaruhi ketertarikan konversi audience. Jika Anda dan bisnis ingin berkembang lebih jauh, jangan pernah menyepelekan content planning. Tetap tenang, kabar baiknya, saat ini AMD Academy bekerja sama dengan penyedia Jasa Konsultan IT, Arkatama Multi Solusindo menyediakan Pelatihan Content Creator terakreditasi BNSP yang dapat Anda akses melalui Instagram @amd.academy @arkatamamulti. Segera kunjungi untuk informasi lebih lanjut!
Baca Juga: Cara Membuat Konten YouTube Naikkan Banyak Viewers dengan Cepat
[…] Baca juga: Content Creator: Atasi Creative Block Menggunakan Content Planning […]