Pelatihan dan Sertifikasi BNSP – AMD Academy

Pelajari 10 Strategi Marketing Gen Z Ini Auto Lirik Produkmu! 

Pelajari 10 Strategi Marketing Gen Z Ini Auto Lirik Produkmu! 

Strategi Marketing Gen Z – Generasi Z, atau mereka yang lahir dalam era digital, merupakan segmen konsumen yang sangat penting di dalam dunia pemasaran. Mengingat mereka tumbuh besar dengan teknologi dan media sosial, para marketer perlu memahami perilaku dan preferensi mereka yang unik dalam berbelanja dan memilih merek. Memang hal tersebut merupakan tantangan besar namun peluang besar dalam meningkatkan penjualan dapat diperoleh dengan cara memenangkan hati Generasi Z. Artikel ini akan memberikan 10 strategi marketing gen z yang sangat ampuh untuk membantu marketer mencapai target audiens dan penjualan.

Mengenal Generasi Z

Strategi Marketing Gen Z

Gen Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, telah menjadi pasar yang sangat menarik bagi para pemasar. Dengan semakin pentingnya pemasaran digital dalam dunia periklanan, penting bagi para pemasar untuk memahami perilaku konsumen Gen Z dan menemukan strategi pemasaran yang tepat untuk memenangkan hati mereka. Menurut penelitian, konsumen Gen Z cenderung menggunakan media sosial sebagai sumber informasi utama mereka ketika membuat keputusan pembelian. Oleh karena itu, salah satu strategi pemasaran yang efektif adalah dengan memanfaatkan media sosial secara maksimal. 

Strategi Marketing untuk Gen Z

Strategi Marketing Gen Z

Konsumen Gen Z cenderung menggunakan media sosial sebagai sumber informasi utama mereka ketika membuat keputusan pembelian. Oleh karena itu, salah satu strategi pemasaran yang efektif adalah dengan memanfaatkan media sosial secara maksimal. Pemasar perlu membangun kehadiran online yang kuat dengan membuat konten berkualitas tinggi dan memperhatikan penggunaan tagar yang tepat. Selain itu, mengadakan kontes dan kampanye di media sosial juga dapat meningkatkan interaksi dengan konsumen Gen Z. Selain memanfaatkan media sosial, penting juga bagi para pemasar untuk memperhatikan user experience dari Gen Z. Konsumen Gen Z cenderung lebih responsif terhadap brand yang menawarkan user experience yang baik dan berbeda dari yang lain.

Oleh karena itu, penting bagi para pemasar untuk mempertimbangkan hal-hal seperti desain visual yang menarik, navigasi yang mudah, dan fitur-fitur unik yang dapat meningkatkan pengalaman pengguna Gen Z. Penggunaan video juga menjadi strategi pemasaran yang efektif untuk menjangkau konsumen Gen Z. Konsumen Gen Z cenderung lebih suka membeli produk yang diperkenalkan melalui video daripada membaca deskripsi produk. Oleh karena itu, penting bagi para pemasar untuk membuat konten video yang menarik secara visual dan informatif. Strategi pemasaran lain yang bisa efektif untuk Gen Z adalah influencer marketing. Konsumen Gen Z cenderung mempercayai dan mengikuti influencer yang mereka kagumi di media sosial. Dengan berkolaborasi dengan influencer, pemasar dapat meningkatkan kesadaran merek dan menjangkau konsumen Gen Z yang cenderung tertarik dengan produk mereka.

Baca Juga : Strategi Digital Marketing Buat Pengusaha Banjir Ribuan Orderan 

  • Konten yang Eye-Catching

    Untuk menarik perhatian Gen Z, penting untuk memprioritaskan pembuatan konten yang menarik secara visual. Menurut penelitian, 81% Gen Z lebih suka menggunakan Instagram dan YouTube sebagai platform media sosial utama mereka. Di antara semua itu, Instagram menjadi pilihan utama dengan 56% responden Gen Z ingin melihat lebih banyak brand menggunakan platform tersebut, sementara 38% menunjuk YouTube. Hal ini menyoroti pentingnya menggabungkan platform visual ke dalam strategi pemasaran, dengan konten video berdurasi pendek yang sangat efektif. Konten berdurasi singkat seperti Instagram Stories, yang menggabungkan overlay, efek visual, dan musik, telah terbukti berhasil bagi para influencer dan merek. Selain itu, popularitas TikTok semakin menggambarkan dampak dari video berdurasi pendek, dengan 680 juta pengguna di seluruh dunia dan 25% pengguna TikTok di Amerika Serikat berusia antara 10-19 tahun. Oleh karena itu, sangat penting bagi brand untuk memasukkan TikTok ke dalam strategi pemasaran mereka agar dapat terhubung secara efektif dengan Gen Z.

  • Untuk menarik perhatian Gen Z di media sosial, gunakan kreativitas dan interaktivitas.

    Pelanggan yang lebih muda ingin terlibat dengan mengetuk, menggeser, atau mengklik postingan. Anda dapat mendorong interaksi atau percakapan dengan menggunakan fitur seperti jajak pendapat. Jajak pendapat di Twitter dapat dengan cepat melibatkan pengikut dan menghasilkan ide. Fitur Instagram seperti jajak pendapat, stiker, dan slider dapat menambah interaktivitas pada Stories dan postingan. Konten interaktif dapat mendorong keputusan pembelian. Topshop menggunakan kuis untuk mengidentifikasi gaya yang sesuai dengan kepribadian pelanggan. Menggabungkan interaktivitas dan personalisasi adalah kunci untuk menarik pembeli yang lebih muda yang menghargai merek yang menghargai mereka.

  • Pertimbangkan FOMO Gen Z yang Alami

    Untuk menarik perhatian Gen Z, gunakan postingan yang sensitif terhadap waktu. Instagram Stories dapat menciptakan rasa urgensi dan memastikan merek Anda dilihat oleh pengikut melalui pemberitahuan. Instagram Drops adalah fitur lain yang dapat menghasilkan kegembiraan untuk peluncuran yang akan datang yang memiliki ketersediaan terbatas.

  • Memanfaatkan tagar

    Memanfaatkan tagar dalam upaya keterlibatan juga merupakan faktor penting dalam strategi pemasaran untuk menargetkan Generasi Z. Sebagai contoh, cara yang dapat dilakukan adalah mendorong para pengikut untuk berbagi konten yang dibuat oleh pengguna lain (seperti foto pelanggan) yang diberi tag bermerek; Memungkinkan pelanggan untuk menandai diri mereka sendiri di lokasi fisik merek; Meminta pelanggan untuk menandai teman dan keluarga mereka untuk mengundang calon pengikut baru ke halaman sosial merek. Sebagai contoh, Uniqlo telah menciptakan Sorotan khusus pada Instagram Stories untuk menampilkan pelanggan yang menggunakan tagar #Uniqlo atau #LifeWear. Merek-merek yang memiliki lokasi fisik dapat memanfaatkan keinginan Generasi Z untuk terlihat “di alam liar”.

    Oleh karena itu, selain memiliki hashtag untuk para pengikut mempromosikan merek tersebut, hal yang dapat dilakukan adalah menyediakan objek menarik di lokasi fisik yang layak diabadikan dengan foto. Sebagai contoh, Disney Springs sering memperoleh banyak foto pelanggan yang dapat dipromosikan ke para pengikut, karena berbagai tagar yang tersedia. Bahkan dengan hanya meminta untuk di-tag saja sudah cukup untuk mendorong respon yang bermakna dari konsumen yang lebih muda. Sebagai bagian dari strategi promosinya, North Coast Festival di Chicago pernah membagikan postingan tag teman yang memberikan kesempatan bagi para pengikut untuk memenangkan tiket umum selama tiga hari.

  • Salah satu cara untuk menarik perhatian Gen Z adalah dengan menunjukkan selera humor merek Anda

    Ini mungkin terlihat jelas, tetapi sebagian besar anak muda lebih suka mendukung merek yang mereka anggap “menyenangkan” dan “keren”. Inilah sebabnya mengapa konten sosial yang bersifat humor dan meme-sentris sangat populer di kalangan kelompok usia ini. Namun, tantangan bagi merek adalah untuk mengimbangi kecepatan internet. Jika sebuah merek memposting meme lama, mereka mungkin dianggap ketinggalan zaman. Selain itu, tidak semua industri memiliki kemewahan untuk menjadi lucu. Yang paling penting adalah merek memiliki suara yang unik dan menunjukkan sisi manusiawi dari kehadiran sosial mereka dengan terlibat dalam interaksi otentik yang tidak terdengar terlalu korporat. Saat berkomunikasi dengan pelanggan, merek harus berusaha untuk menjadi alami dan spontan, bukannya dibuat-buat.

  • Menanggapi pengikut secara tepat waktu

    Menanggapi pengikut dengan cepat sangat penting untuk meningkatkan loyalitas merek di kalangan Gen Z. Faktanya, 47% konsumen percaya bahwa merek terbaik di kelasnya menyediakan layanan pelanggan yang sangat baik. Oleh karena itu, respon yang tepat waktu merupakan aspek penting dari strategi media sosial setiap merek. Responsif terhadap pelanggan tidak hanya menumbuhkan loyalitas, tetapi juga mendukung tujuan finansial. Menurut penelitian Sprout, 41% konsumen Gen Z bersedia membeli dari merek yang menyediakan layanan pelanggan yang cepat dan responsif dibandingkan para pesaingnya. Merek dapat menggunakan alat pendengar sosial untuk memastikan bahwa mereka tidak melewatkan interaksi pelanggan yang signifikan atau penyebutan kata kunci secara online.

  • Memperkuat keyakinan dan nilai merek Anda

    Konsumen mengharapkan merek untuk mengambil sikap terhadap isu-isu sosial, dan ekspektasi ini sangat tinggi di kalangan konsumen Gen Z. Mereka percaya bahwa tujuan merek adalah untuk melayani komunitas dan masyarakat, dan mereka tiga kali lebih mungkin untuk memiliki pandangan seperti itu dibandingkan generasi lainnya. Akibatnya, merek-merek semakin vokal dalam menyuarakan keyakinan dan nilai-nilai mereka di media sosial, mulai dari mempromosikan keberagaman hingga meningkatkan kesadaran akan isu-isu sosial dan lainnya. Mengambil sikap yang berani telah menjadi lebih dari sebuah norma daripada pengecualian, dan ini mencerminkan keinginan Gen Z untuk didengar dan mengekspresikan keyakinan mereka. Namun, merek harus memperhatikan bagaimana mereka mengkomunikasikan sikap mereka terhadap isu-isu sosial dan memastikan bahwa mereka melakukannya dengan tepat.

  • Menerima umpan balik dan ulasan pelanggan

    Untuk mendorong perilaku pembelian, merek tidak boleh mengabaikan kekuatan umpan balik dan ulasan pelanggan. Laporan Digital Natives dari Sprout menunjukkan bahwa 82% pembeli Gen Z lebih cenderung membeli dari sebuah merek setelah membaca ulasan dari pelanggan lain di media sosial. Memanfaatkan testimoni pelanggan dalam kampanye media sosial dapat membangun reputasi online sebuah merek, mengedukasi calon pelanggan, dan meningkatkan kredibilitas melalui bukti sosial. Contoh yang baik adalah Five Guys, yang sering menampilkan konten buatan pengguna dan ulasan dari pelanggan yang puas di halaman media sosial mereka. Mendorong ulasan dapat dilakukan dengan menjangkau pelanggan yang sudah menikmati produk Anda atau membuat templat umpan balik untuk dikirim setelah pembelian. Merek harus memudahkan pelanggan untuk memberikan umpan balik dan responsif terhadap ulasan, baik yang positif maupun negatif. Untuk manajemen ulasan yang efektif, alat seperti Sprout dapat membantu bisnis memantau dan mengelola ulasan di berbagai platform.

  • Pertemukanlah diri Anda dengan audiens di tempat yang mereka sukai, yaitu di media sosial

    78% konsumen Gen Z menggunakan media sosial lebih banyak. Oleh karena itu, merek harus mengikuti tren ini dengan menggunakan strategi perdagangan sosial.  untuk memanfaatkan konsumen impulsif dan langsung berinteraksi dengan konsumen muda di platform dan aplikasi yang mereka gunakan. Patagonia, sebagai contoh, menggunakan papan Pin Produknya untuk membantu pembeli potensial menavigasi produknya dan memberikan pelanggan pilihan untuk membeli dengan sekali klik. Selain itu, strategi e-niaga yang cukup baru di AS adalah belanja streaming langsung, di mana pembelian dan penjualan produk bisa dilakukan selama siaran. Oleh karena itu, merek-merek yang hadir di platform seperti Facebook, Instagram, atau TikTok sebaiknya mencari tahu bagaimana mereka dapat memanfaatkan siaran langsung ini untuk mendukung tujuan bisnis mereka. Mari bergabung dengan audiens Anda di media sosial untuk memperkuat koneksi dengan konsumen muda dan meningkatkan penjualan produk Anda!

  • Memberikan apa yang benar-benar diinginkan pelanggan

    Prioritas utama bagi para pembeli Gen Z adalah mengetahui bahwa brand Anda benar-benar memahami keinginan dan kebutuhan mereka. Konsumen Gen Z lebih cenderung memilih brand yang dapat menunjukkan pemahaman ini daripada para pesaingnya. Brand dapat mencapai hal ini dengan memberitahu pelanggan bahwa umpan balik mereka dihargai, atau dengan meluncurkan produk, pengalaman, atau konten baru yang didasarkan pada umpan balik pelanggan. Alat pendengar sosial dapat membantu merek mengidentifikasi tren yang melibatkan konsumen Gen Z, menghilangkan dugaan apa pun dan menjamin bahwa setiap posting akan beresonansi. Dengan data dan wawasan yang dikumpulkan dari media sosial, pemasar dapat membuat konten yang pasti akan membuat para pengikut tetap tertarik dan memperkuat hubungan dengan pelanggan.

Baca Juga : Remarketing: Definisi, Cara Kerja, dan Perbedaan dengan Retargeting

Pemasar perlu memahami perilaku dan preferensi unik konsumen Gen Z untuk menciptakan strategi pemasaran yang efektif dan memenangkan hati konsumen Gen Z dan mencapai kesuksesan dalam upaya pemasaran mereka. Jika Anda tertarik mempelajari strategi digital marketing organik lainnya yang dapat Anda implementasikan pada sosial media Anda, Anda dapat mengikuti pelatihan di AMD Academy, Penyelenggara Pelatihan Digital Marketing dan Sertifikasi Digital Marketing BNSP. Yuk, daftar pelatihannya dengan menghubungi Whatsapp kami di sini atau kunjungi Instagram official kami di @amd.academy untuk info lainnya.  Anda juga dapat menambah insight Anda dengan berbagai artikel menarik dan bermanfaat lainnya di Jasa Konsultan It. 

Content Writer : Chaterine Aritonang (DTS Batch 3)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *